PORTALBUANA.ASIA, JAKARTA – Konflik antara pencipta lagu Goyang Nasi Padang, Yanto Sari, dengan pihak Nagaswara semakin memanas. Dalam wawa...
PORTALBUANA.ASIA, JAKARTA – Konflik antara pencipta lagu Goyang Nasi Padang, Yanto Sari, dengan pihak Nagaswara semakin memanas. Dalam wawancaranya dengan Portal Buana Asia News baru-baru ini, Yanto mengungkapkan kekecewaan dan rasa tidak percaya terhadap perlakuan yang ia terima dari publishing label tersebut.
Menurut Yanto, ratusan lagu yang ia ciptakan sebelum mengenal Nagaswara bahkan sebelum menginjakkan kaki di Jakarta, kini telah dikontrak oleh Nagaswara tanpa sepengetahuannya. Lebih menyakitkan lagi, sejak tahun 2006 hingga saat ini, ia mengaku belum pernah menerima royalti dari publishing tersebut.
“Saya merasa karier saya seperti dimatikan oleh Rahayu Kertawiguna, bos Nagaswara,” ungkap Yanto dengan nada kecewa.
Yanto menceritakan, sekitar tiga tahun lalu, ia diminta langsung oleh Rahayu Kertawiguna untuk datang ke kantor Nagaswara. Melalui panggilan telepon dari nomor yang diakui sebagai milik Rahayu, ia diminta menandatangani dua dokumen, masing-masing di lantai tiga dengan Ibu Henny dan di lantai empat dengan Mbak Lucy.
“Saya sempat bertanya, surat apa yang harus saya tanda tangani, Pak? Tapi Pak Rahayu hanya bilang, ‘Pokoknya kamu tanda tangani saja, musisi lain juga sudah tanda tangan.’ Karena saya menganggap Pak Rahayu seperti orang tua sendiri, saya langsung menandatangani tanpa membaca isi surat tersebut,” tutur Yanto.
Namun, saat berada di lantai empat, Mbak Lucy dari bagian publishing Nagaswara mengajak Yanto berbicara panjang lebar tentang lagu-lagunya yang telah digunakan pihak lain di berbagai platform digital tanpa izin. Mbak Lucy menawarkan bantuan untuk mengambil hak dari karya-karyanya yang telah digunakan tersebut, tetapi dengan syarat Yanto harus menandatangani dokumen.
“Sekarang saya baru tahu, dokumen yang saya tanda tangani itu adalah kontrak publishing seluruh karya saya,” ujarnya.
Yanto menegaskan bahwa hingga kini ia tidak pernah menerima advance ataupun royalti dari kontrak tersebut. Ia merasa diperlakukan tidak adil oleh pihak Nagaswara yang, menurutnya, memanfaatkan kekuatan besar mereka untuk menekan pencipta lagu.
“Mungkin mereka merasa super power sehingga yakin para pencipta lagu tidak akan berani melawan. Tapi saya akan buktikan, di atas langit masih ada langit,” tegas Yanto Sari mengakhiri pernyataannya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Nagaswara belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan Yanto Sari.