PORTALBUANA.ASIA SUNGAI PENUH . Polres Kerinci melalui Satreskrim menggelar mediasi untuk menyelesaikan kasus pemukulan yang melibatkan sej...
PORTALBUANA.ASIA SUNGAI PENUH. Polres Kerinci melalui Satreskrim menggelar mediasi untuk menyelesaikan kasus pemukulan yang melibatkan sejumlah pemuda Desa Kumun terhadap M Nor Amin, warga Desa Batu Lumut. Mediasi berlangsung di Aula Tribrata Polres Kerinci pada Sabtu (8/3) dan dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Kerinci, AKP Very Prasetewan, SH, MH, yang diwakili oleh KBO Satreskrim, IPDA Mat. Syahir, serta Kanit PPA, IPDA Hendra Deri.
Mediasi ini turut dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Kepala Sekolah MAN 2 Sungai Penuh, Asmir Samin; Kepala Sekolah SMA N 2 Sungai Penuh, Syahdanur Gusmin; serta Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Sungai Penuh, Albizar. Hadir pula perwakilan Dinas Sosial Kota Sungai Penuh, Dina Nopersa, serta sejumlah kepala desa setempat, di antaranya Kepala Desa Kumun Hilir, Fidia Putra; Kepala Desa Kumun Mudik, Awal Fari; Kepala Desa Ulu Air, Jonimo Hendra; dan Kepala Desa Sanggaran Galeh, Amrizal.
Selain itu, orang tua dari delapan pemuda yang diduga terlibat dalam insiden ini juga hadir untuk mencari solusi terbaik dalam penyelesaian kasus tersebut.
Kasus ini melibatkan delapan remaja berusia 15 hingga 17 tahun, yang berstatus sebagai pelajar SMA dan SMK. Mereka berasal dari berbagai desa di Kecamatan Kumun Debai dan diidentifikasi dengan inisial A.S. (16), D.R.R. (15), M.A.H. (17), M.J.I. (17), I.J.S. (16), G.A.F. (16), M.N.H. (16), serta H.M.S. (16).
Dalam mediasi, pihak kepolisian menekankan pentingnya penyelesaian damai guna menghindari konflik berkepanjangan di masyarakat. Kepolisian juga mengingatkan bahwa pendekatan preventif sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
"Kami ingin memastikan anak-anak ini mendapatkan pembinaan yang tepat agar tidak mengulangi kesalahan serupa. Masa depan mereka masih panjang dan harus dijaga," ujar IPDA Mat. Syahir.
Kepala Sekolah MAN 2 Sungai Penuh, Asmir Samin, menyampaikan keprihatinan atas keterlibatan siswanya dalam insiden ini dan berjanji akan memperketat pengawasan serta memberikan pembinaan lebih lanjut. Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SMA N 2 Sungai Penuh, Syahdanur Gusmin, yang menekankan perlunya efek jera agar kejadian serupa tidak terulang.
Dari pihak keluarga, para orang tua menyatakan permohonan maaf serta berjanji untuk lebih memperhatikan anak-anak mereka agar tidak terlibat dalam tindakan yang merugikan.
Dalam mediasi, para pelaku menyatakan kesediaan untuk tidak mengulangi perbuatan mereka serta berjanji tidak melakukan aksi balas dendam. Mereka juga siap menerima konsekuensi hukum jika kembali terlibat dalam tindakan serupa.
Melalui mediasi ini, Polres Kerinci berharap kasus ini dapat diselesaikan secara damai tanpa menimbulkan ketegangan lebih lanjut di masyarakat. Semua pihak diharapkan dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif, khususnya dalam membina generasi muda agar terhindar dari tindakan kekerasan.