PORTALBUANA.ASIA, MERANGIN – Bupati Merangin H. M. Syukur memberikan apresiasi tinggi terhadap pemutaran perdana film dokumenter berjudul Laganong, yang digarap Sanggar Pelito Mudo. Film berdurasi satu jam ini mengangkat kisah perempuan lansia penjaga tradisi Kalinong di Rantau Panjang, Merangin.
Pemutaran perdana digelar di Gedung Serba Guna Bangko, Sabtu malam (3/5), dan ditandai dengan pemukulan alat musik tradisional kulinong oleh Bupati H. M. Syukur, bersama Ketua TP PKK Provinsi Jambi Hj. Hesnidar Haris, Ketua TP PKK Merangin Hj. Lavita Syukur, Wakil Ketua TP PKK Merangin Hj. Emi Minarsih Khafid, Forkopimda, serta jajaran kepala OPD di lingkungan Pemkab Merangin.
“Saya sangat mengapresiasi inisiatif luar biasa dari Sanggar Pelito Mudo. Film ini bukan hanya bentuk dokumentasi, tapi juga upaya konkret dalam merawat serta menghidupkan kembali nilai-nilai tradisi yang mulai tergerus zaman,” ujar Bupati Syukur dalam sambutannya.
Menurutnya, Laganong bukan sekadar karya visual, melainkan bentuk penghormatan terhadap para perempuan lanjut usia yang setia menjaga budaya Kalinong—seni tradisi yang kaya makna dan filosofi. Rumah Tuo, sebagai latar film, disebutnya menjadi simbol kuat bahwa tradisi adalah warisan yang tak hanya layak dikenang, tapi juga harus dijaga dan diwariskan.
Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada tim produksi, terutama kepada sutradara Ira Irawati dan seluruh anggota Sanggar Pelito Mudo, yang telah bekerja penuh dedikasi dalam mengangkat nilai-nilai kearifan lokal melalui film ini.
“Pemerintah Kabupaten Merangin berkomitmen mendukung setiap upaya pelestarian budaya. Saya yakin, masa depan bangsa akan lebih kuat jika kita berpijak pada akar budaya yang kokoh,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Provinsi Jambi Hj. Hesnidar Haris, yang juga istri Gubernur Jambi H. Al Haris, mengajak seluruh pihak untuk menjadikan film Laganong sebagai momentum kebangkitan budaya lokal di Merangin.
“Mari kita angkat cerita-cerita lokal menjadi narasi besar dalam pengembangan kebudayaan yang berkelanjutan. Dokumentasi seperti ini penting, tak hanya untuk pengarsipan, tapi juga sebagai alat pendidikan, promosi budaya, dan penguatan identitas daerah,” ujar Hesnidar yang diamini oleh Hj. Lavita Syukur dan Hj. Emi Minarsih Khafid.
Film Laganong diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih mencintai, memahami, dan melestarikan budaya leluhur.
(Andi G)
0 Comments