Foto : Mahasiswa tergabung dalam Formasi Riau Desak Kejati Riau usut dugaan pencucian uang. Foto Formasi Riau/katakabar.com . Pekanbaru - Ge...
Foto : Mahasiswa tergabung dalam Formasi Riau Desak Kejati Riau usut dugaan pencucian uang. Foto Formasi Riau/katakabar.com.
Pekanbaru - Gedung Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau di Pekanbaru Menjadi Saksi Bisunya Aspirasi Mahasiswa untuk Mengusut Dugaan Pencucian Uang di Bengkalis
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Anti Korupsi (Formasi Riau) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Kejati Riau, Pekanbaru, pada Rabu (13/11). Dalam aksinya, mereka mendesak Kejati Riau segera turun ke Kabupaten Bengkalis untuk menelusuri kasus dugaan pencucian uang yang melibatkan salah satu calon bupati petahana pada Pilkada 2024 mendatang.
Koordinator Aksi, Muhammad Al Hafis, dalam keterangannya menyatakan bahwa dugaan aliran dana kepada calon bupati petahana diduga berasal dari mantan Bupati Bengkalis periode 2016-2020, yang merupakan suaminya. Mantan bupati tersebut diketahui telah menjadi terpidana kasus korupsi dan menjalani hukuman penjara.
Menurut informasi yang dihimpun, kasus ini bermula dari dugaan transfer dana oleh mantan bupati ke rekening Bank CIMB Niaga Syariah atas nama istrinya, yang kini maju sebagai calon bupati di Pilkada 2024. Berdasarkan data, tercatat transaksi mencapai Rp23,6 miliar, yang diduga berasal dari dua pengusaha sawit, Jonny Tjoa dan Adyanto. Dana tersebut, menurut Hafis, terkait dengan kepentingan bisnis di wilayah tersebut.
Dalam orasinya, Al Hafis menekankan pentingnya transparansi dalam penanganan kasus ini demi menjaga kepercayaan publik terhadap integritas pejabat daerah. Ia menegaskan bahwa Kejati Riau harus segera melakukan audit menyeluruh terhadap harta kekayaan mantan Bupati Bengkalis dan calon bupati, yang dinilai tidak sejalan dengan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Formasi Riau juga memberikan ultimatum kepada Kejati Riau untuk merespons permintaan mereka dalam waktu 2x24 jam. "Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, kami akan menggelar aksi lanjutan sebagai bentuk perjuangan untuk keadilan dan transparansi di Kabupaten Bengkalis," ujar Hafis.
Aksi ini menyoroti tuntutan publik agar kasus dugaan pencucian uang yang menyangkut pejabat publik dan pengusaha besar ini dapat diusut dengan tuntas demi menjaga keadilan di daerah. (***)
Sumber : katakabar.com