PORTALBUANA.ASIA, SUNGAI PENUH. Komite Sekolah SMP Negeri 2 Sungai Penuh meluruskan informasi yang beredar terkait kegiatan perpisahan siswa kelas IX yang belakangan menjadi sorotan di salah satu media lokal. Pihak komite menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan inisiatif sekolah, melainkan murni aspirasi dari para siswa sendiri.
Ketua Komite SMPN 2 Sungai Penuh, Zefri Efdison, S.Kom., MM, menjelaskan bahwa gagasan perpisahan berawal dari keinginan para siswa untuk meninggalkan kenangan manis setelah tiga tahun menempuh pendidikan di sekolah tersebut.
“Anak-anak ingin memiliki momen terakhir bersama teman dan guru sebelum melangkah ke jenjang berikutnya. Ini bukan perintah sekolah, tapi harapan yang datang dari hati mereka sendiri,” ujar Zefri.
Menanggapi aspirasi tersebut, pihak sekolah bersama komite tidak serta-merta menyetujui. Sebaliknya, dilakukan dialog terbuka antara sekolah dan pengurus komite pada 15 April 2025. Diskusi kemudian dilanjutkan dalam forum musyawarah bersama seluruh wali murid pada 19 April 2025.
Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa kegiatan perpisahan dapat dilaksanakan secara sederhana, tanpa kemewahan, dan tidak memberatkan pihak manapun. Pendanaan dilakukan secara sukarela oleh wali murid yang bersedia, melalui semangat gotong royong.
“Kami tidak mewajibkan keikutsertaan. Hanya siswa kelas IX yang bersedia saja yang dilibatkan. Siswa kelas VII dan VIII tidak ikut serta,” tegas Zefri.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa keputusan untuk memfasilitasi kegiatan ini justru diambil untuk menghindari potensi pelaksanaan kegiatan serupa secara mandiri oleh siswa di luar pengawasan sekolah.
Komite juga merujuk pada Permendikbud No. 75 Tahun 2016 Pasal 3 Ayat (4), yang memberi ruang bagi komite sekolah untuk mendukung kegiatan non-akademik yang menunjang pengembangan karakter siswa, termasuk perpisahan.
“Kami ingin anak-anak meninggalkan sekolah ini dengan kenangan yang baik, bukan kekecewaan. Ini bukan komersialisasi, tapi ungkapan kasih sayang terhadap anak-anak kita,” imbuhnya.
Menutup pernyataannya, Zefri berharap media dapat lebih cermat dan berimbang dalam menyajikan informasi, terlebih yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
“Kami hormati peran media sebagai pilar demokrasi. Tapi kami juga mengingatkan pentingnya prinsip kehati-hatian dan keberimbangan dalam setiap pemberitaan. Mari kita jaga pendidikan sebagai ruang yang membangun, bukan merusak,” pungkasnya.
Klarifikasi ini disampaikan sebagai bentuk keterbukaan dan tanggung jawab Komite SMPN 2 Sungai Penuh kepada masyarakat. Semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap masa depan anak-anak diharapkan tetap menjadi landasan bersama dalam setiap langkah
0 Comments