PORTALBUANA.ASIA, SUNGAI PENUH – Semangat pelestarian budaya lokal kembali menggema di Kota Sungai Penuh. Sanggar Saruin Mudan bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Manajemen (HIMA Manajemen) STIE Sak sukses menggelar Pagelaran Budaya 2025 yang berlangsung meriah di Aula Kantor Wali Kota Sungai Penuh.
Mengusung tema “Seni Berturut, Budaya Bertahan, Generasi Berkelanjutan”, acara ini menampilkan beragam pertunjukan seni daerah seperti tari tradisional, musik etnik, hingga peragaan busana khas daerah. Keindahan gerak dan kekuatan makna yang ditampilkan Sanggar Saruin Mudan menjadi daya tarik utama, memukau seluruh penonton yang memadati ruangan.
Ketua pelaksana kegiatan, Latifah Nur Novita Rani, mengungkapkan bahwa pagelaran ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara mahasiswa dan komunitas seni lokal.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga memahami dan mencintai nilai-nilai budaya yang menjadi jati diri bangsa,” ujarnya penuh semangat.
Sementara itu, pendiri Sanggar Saruin Mudan turut memberikan apresiasi tinggi terhadap semangat para anggota sanggar dan mahasiswa yang telah bekerja keras dalam mewujudkan acara ini.
“Pagelaran budaya ini membuktikan bahwa sinergi antara dunia akademik dan pelaku seni dapat melahirkan karya luar biasa yang bernilai tinggi,” ungkapnya.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Yulia Liza, perwakilan bagian ekonomi dan pembangunan Sekda Kota Sungai Penuh, serta pejabat dari Dinas Pariwisata Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci, Pasi Parts Kodim 0417/Kerinci, Kasat Intel Polres Kerinci, dan sejumlah tokoh masyarakat. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan nyata terhadap upaya pelestarian budaya lokal.
Mereka berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan, menjadi wadah bagi generasi muda untuk menyalurkan kreativitas sekaligus memperkuat rasa cinta terhadap warisan budaya daerah.
Dengan antusiasme tinggi dari mahasiswa, pelaku seni, dan masyarakat, Pagelaran Budaya 2025 ini sukses menciptakan suasana penuh kebersamaan, kebanggaan, dan optimisme akan keberlanjutan budaya lokal di tengah arus modernisasi.

0 Comments