PORTALBUANA.ASIA, SUNGAI PENUH. Musium adat kota sungai penuh berdiri kokoh dan megah yang di resmikan pemakaiannya tahun 2020 oleh Asyafri Jaya Bakri(AJB) yang pada masa itu menjabat sebagai wali kota sungai penuh, menelan biaya 8 milyar rupiah.
Kini setelah di resmikan tahun 2020 silam hanya tinggal seonggok bangunan mewah yang tak terawat dan terpakai sebagaimana peruntukannya.
Musium ini didirikan di atas tanah sabingkeh, yaitu Tanah adat milik masyarakat kerinci, berada di desa Maliki Air kecamatan Hamparan Rawang.
Dari beberapa orang warga serta tokoh masyarakat hamparan rawang mengatakan "sangat di sayangkan gedung semegah ini tak di pungsikan, oleh 0emerintah kota sungai penuh" ujar Syofyan Assauri selaku tokoh masyarakat dan warga setempat.
Hal senada juga di sampaikan oleh ketua IPPR (Ikatan Pemuda Pelajar Rawang) Witran SH,MM, "kita khawatikan gedung ini jika terus di biarkan dan tak terawat, akan hanya tinggal nama saja, apalagi saat ini hanya di jadikan tempat parkir kendaraan warga, kami meminta kepada pemerintah daerah kota sungai penuh melalui instansi terkait agar dapat memfungsikan bangunan ini, ya...entah untuk kantor apa, atau sekretariat apa, yang jelas agar gedung ini dapat terwat dan di manfaatkan dengan baik" tutur Witran.
"Musium ini semestinya di gunakan untuk menyimpan barang barang pusaka adat, sejarah adat dan tempat pertemuan para toko adat, bisa di gunakan untuk seminar atau pagelaran budaya, jangan hanya studi banding kosong yang menghamburkan anggaran, studi banding itu semestinya dapat di terapkan di daerah kita" ujar Basyardi SE.
Atas nama masyarakat kami minta Pemkot sungai penuh untuk dapat memberikan perhatian serius dalam masalah ini, harapan kita gedung megah ini dapat di pungsikan sebagai mana mestinya kata Arnold selaku pemuda hamparan.(bjf)
FOLLOW THE PORTAL BUANA ASIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow PORTAL BUANA ASIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram