PORTALBUANA.ASIA, SUNGAI PENUH – Prosesi wisuda Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sakti Alam Kerinci yang digelar di GOR Kota Sungai Penuh, Sabtu (17/5/2025), menuai kritik dari berbagai pihak. Mahasiswa peserta wisuda dikenakan biaya sebesar Rp3 juta per orang, yang dinilai terlalu memberatkan, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah.
Selain soal biaya, pelaksanaan wisuda juga disorot terkait pembatasan peliputan media. Beberapa media lokal mengeluhkan tidak diundang atau tidak diberi akses untuk meliput secara resmi oleh panitia. Hal ini menimbulkan kesan diskriminasi dan ketertutupan terhadap publikasi kegiatan akademik.
"Sebagai mahasiswa, kami tentu kecewa. Biaya wisuda sangat tinggi, sementara fasilitas dan transparansi tidak sebanding. Bahkan media pun dibatasi, ini menimbulkan pertanyaan ada apa sebenarnya," ujar Rani, salah seorang wisudawati yang enggan nama lengkapnya disebutkan.
Ia juga menambahkan bahwa momen kelulusan seharusnya menjadi kebanggaan bersama yang bisa disaksikan oleh masyarakat luas, termasuk melalui pemberitaan media. "Ini justru terkesan eksklusif, padahal pendidikan adalah ranah publik," tambahnya.
Pungutan terhadap mahasiswa dalam kegiatan wisuda pun dinilai bertentangan dengan aturan yang berlaku. Berdasarkan Permendikbud Nomor 25 Tahun 2020 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi, perguruan tinggi negeri dan swasta dilarang membebankan pungutan tambahan di luar ketentuan resmi, termasuk untuk kegiatan seperti wisuda.
“Kalau biaya wisuda sampai jutaan rupiah tanpa rincian yang jelas dan tanpa dasar hukum, itu patut dipertanyakan. Bisa mengarah pada pungutan liar,” ujar seorang pemerhati pendidikan di Kerinci.
Upaya konfirmasi kepada Ketua STIE Sakti Alam Kerinci melalui pesan WhatsApp hingga kini belum mendapatkan tanggapan. Sikap diam ini pun dinilai memperkeruh suasana di tengah sorotan publik terhadap pelaksanaan wisuda tersebut.
0 Comments