-->

 


Iklan

Alih-alih Menata Sungai, Proyek PT WIKA Justru Tinggalkan Masalah di Batang Merao

Fir Conet
Friday, December 19, 2025, December 19, 2025 WIB Last Updated 2025-12-20T07:06:40Z



PORTALBUANA.ASIA, SUNGAI PENUH - Batang Merao yang berlokasi di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Hamparan Rawang, kembali menuai sorotan dan kritik tajam dari masyarakat. Proyek yang dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya (WIKA) itu dinilai dikerjakan tidak maksimal, terkesan asal jadi, serta mengabaikan aspek kebersihan dan kelestarian lingkungan sungai.


Alih-alih memberikan manfaat nyata bagi pengendalian banjir dan kelancaran aliran air, pekerjaan normalisasi tersebut justru meninggalkan persoalan baru di lapangan. Kondisi sungai pasca pengerjaan terlihat semrawut dan memprihatinkan, sehingga menimbulkan kekecewaan warga yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Batang Merao.


Pantauan di lokasi menunjukkan masih banyak tumpukan atau cungkuhan tanah hasil pengerukan yang dibiarkan mengendap di tengah badan sungai. Keberadaan tanah tersebut dinilai kontraproduktif dengan tujuan normalisasi, karena berpotensi menghambat aliran air, terutama saat debit sungai meningkat pada musim hujan.


Tak hanya itu, sisa-sisa tumbuhan, ranting, dan material lainnya hasil pengerjaan normalisasi tampak berserakan di sepanjang pinggir sungai. Material tersebut tidak diangkut maupun dibersihkan secara menyeluruh, sehingga menciptakan kesan kumuh, merusak estetika lingkungan, serta menimbulkan kekhawatiran akan dampak jangka panjang terhadap ekosistem sungai.


Warga menilai pengerjaan proyek ini terkesan hanya fokus pada penggalian menggunakan alat berat, tanpa disertai tahap penyelesaian akhir yang layak dan bertanggung jawab. Padahal, sebagai perusahaan BUMN berskala nasional, PT WIKA seharusnya mampu menunjukkan kualitas kerja yang profesional, rapi, dan sesuai standar teknis, bukan justru meninggalkan pekerjaan yang terkesan setengah hati.


“Kalau seperti ini, apa bedanya dengan menggali lalu ditinggal? Sungai malah jadi kotor dan tidak tertata. Normalisasi seharusnya membuat sungai lebih baik, bukan sebaliknya,” ungkap salah seorang warga setempat.


Tokoh masyarakat Hamparan Rawang juga menyampaikan kekhawatiran bahwa apabila kondisi ini dibiarkan tanpa perbaikan, proyek normalisasi tersebut tidak akan berdampak signifikan dalam upaya pencegahan banjir. Bahkan, bukan tidak mungkin justru memperparah kondisi sungai dan merugikan masyarakat sekitar.


“Kami minta Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI jangan tutup mata. Segera turun ke lapangan dan bertindak tegas terhadap PT WIKA. Ini proyek pakai uang negara, jadi hasilnya harus benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, bukan asal-asalan seperti ini,” tegas seorang warga dengan nada kesal.


Masyarakat Hamparan Rawang berharap adanya evaluasi total terhadap proyek normalisasi Sungai Batang Merao sebelum masa pengerjaan berakhir. Mereka menuntut agar seluruh cungkuhan tanah di tengah sungai dikeruk dan dibersihkan hingga tuntas, sisa tumbuhan serta material di pinggir sungai segera diangkut, serta BWSS VI melakukan pengawasan ketat dan rutin di lokasi proyek agar pekerjaan berjalan sesuai spesifikasi.


Hingga berita ini diturunkan, pihak PT WIKA maupun Balai Wilayah Sungai Sumatera VI belum memberikan keterangan atau pernyataan resmi terkait berbagai keluhan yang disampaikan masyarakat di wilayah Hamparan Rawang tersebut. (Red)

Komentar

Tampilkan

  • Alih-alih Menata Sungai, Proyek PT WIKA Justru Tinggalkan Masalah di Batang Merao
  • 0

Terkini