PORTALBUANA.ASIA, KERINCI - Kepolisian Resor Kerinci melalui Kanit Binmas Polsek Gunung Kerinci, Aipda Porda Yanto, S.Sy, bersama Kepala Puskesmas Simpang Tutup serta tenaga kesehatan setempat, turun langsung ke lokasi untuk memastikan kondisi seorang anak berkebutuhan khusus yang diduga hidup dalam keterbatasan dan tanpa pengasuhan layak.
Peninjauan dilakukan menyusul laporan warga yang resah, setelah mengetahui adanya seorang anak yang setiap hari harus berada dalam kondisi terkurung di dalam rumah, sejak pagi hingga sore hari, tanpa pendampingan orang dewasa.
Hasil verifikasi di lapangan mengungkapkan, tindakan tersebut dilakukan oleh ayah kandung korban dengan alasan keterbatasan ekonomi. Sang ayah diketahui merupakan orang tua tunggal yang harus bekerja mencari nafkah usai berpisah dengan istrinya, sehingga terpaksa meninggalkan anaknya seorang diri di rumah.
Anak bernama Lengsi, berusia sekitar delapan tahun, diketahui mengidap autisme dan mengalami keterlambatan bicara. Dalam kondisi tersebut, Lengsi harus menjalani hari-harinya sendirian, terkurung di dalam rumah, tanpa pemahaman cara merawat diri, serta tanpa akses pengasuhan yang layak.
Kondisi yang dialami Lengsi pun sangat memprihatinkan. Seluruh aktivitas dasar, mulai dari makan, buang air besar, hingga buang air kecil, terpaksa dilakukan di ruang sempit yang tidak memenuhi standar kesehatan.
Akibat lingkungan yang tidak layak tersebut, Lengsi mengalami gangguan kesehatan, di antaranya penyakit kulit berupa kurap yang menyebar di tubuhnya, serta indikasi kekurangan gizi atau malnutrisi.
Pihak kepolisian bersama tenaga kesehatan telah melakukan pendataan serta pemeriksaan awal terhadap kondisi korban. Selanjutnya, aparat berkoordinasi dengan instansi terkait guna menentukan langkah penanganan lanjutan, demi keselamatan, pemulihan kesehatan, serta pemenuhan hak-hak anak, khususnya anak berkebutuhan khusus.
Kasus ini menjadi perhatian serius berbagai pihak dan diharapkan mendapat penanganan komprehensif agar kejadian serupa tidak kembali terulang di kemudian hari.
