PORTALBUANA.ASIA, KERINCI – Proyek pengaspalan jalan di Desa Kubang Agung, Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, yang bersumber dari Dana Desa, kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Program yang seharusnya menjawab kebutuhan infrastruktur warga ini justru memicu kekecewaan setelah diketahui bahwa beberapa meter ruas jalan di RT 03 tidak diaspal, meski seluruhnya berada dalam jalur yang sama.
Sejak awal pengerjaan, warga RT 03 menaruh harapan besar agar proyek ini dapat memberikan perubahan nyata. Kondisi jalan sebelumnya telah lama rusak, berlubang, dan sering menjadi keluhan, terutama saat musim hujan. Karena itu, masyarakat sangat berharap pembangunan dilakukan secara merata dan menyeluruh di seluruh area yang membutuhkan perbaikan.
Namun, kenyataan di lapangan berbeda dari harapan. Sebagian ruas jalan justru dibiarkan tanpa aspal, memunculkan tanda tanya dan mempertajam rasa kecewa warga. Mereka menilai hasil pengerjaan ini terkesan tidak maksimal dan menimbulkan dugaan adanya ketidaktepatan perencanaan.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengaku kebingungan dengan keputusan pengerjaan yang tidak menyentuh seluruh ruas.
“Kami benar-benar heran. Kenapa hanya sebagian yang diaspal? Jalan ini setiap hari kami lalui. Ketika melihat ada bagian yang dibiarkan begitu saja, wajar kalau kami kecewa. Rasanya seperti dikerjakan setengah hati,” ujarnya.
Mereka mempertanyakan apakah perencanaan telah dilakukan secara matang atau ada kendala tertentu yang sengaja tidak disampaikan kepada publik. “Kalau memang ada kendala anggaran atau masalah teknis, sampaikan saja ke masyarakat. Jangan membuat warga merasa seperti ada sesuatu yang ditutupi,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Warga menilai bagian yang dibiarkan itu berpotensi rusak lebih parah, apalagi menghadapi curah hujan tinggi yang sering melanda wilayah Depati Tujuh. “Kalau yang tidak diaspal itu dibiarkan, nanti malah tambah rusak. Pada akhirnya kami juga yang dirugikan, bukan orang lain,” ujar warga lainnya.
Atas kondisi ini, masyarakat RT 03 mendesak pemerintah desa segera memberikan penjelasan transparan terkait alasan teknis maupun nonteknis di balik tidak tuntasnya pekerjaan proyek tersebut. Warga berharap ada langkah cepat agar pengerjaan bisa dilanjutkan sehingga seluruh ruas jalan benar-benar merasakan manfaat dari Dana Desa.
Hingga berita ini diturunkan, warga masih menunggu jawaban resmi dari pemerintah desa. Mereka menegaskan bahwa pembangunan seharusnya dilakukan secara adil dan merata, tanpa menimbulkan kesan pilih kasih. “Kami hanya ingin hak yang sama sebagai warga desa. Kalau membangun, bangunlah semuanya. Jangan setengah-setengah,” tutup salah seorang warga.



