PORTALBUANA.ASIA, SUNGAI PENUH – Calon Wali Kota Petahana, Ahmadi Zubir, yang berpasangan dengan Ferry Satria (AZ-FER) dan memiliki nomor u...
PORTALBUANA.ASIA, SUNGAI PENUH – Calon Wali Kota Petahana, Ahmadi Zubir, yang berpasangan dengan Ferry Satria (AZ-FER) dan memiliki nomor urut 2, kerap menjadi sasaran serangan dari berbagai pihak. Selain menjadi subjek hujatan dan fitnah melalui orasi politik, pasangan ini juga menghadapi kampanye hitam (black campaign) di media sosial. Meski demikian, AZ-FER tetap menunjukkan sikap santun dan memilih untuk diam.
Baru-baru ini, sebuah akun Facebook abal-abal bernama "Dea Ananda Putri Putri" mempublikasikan Twibbon yang memuat foto sejumlah pejabat ASN di lingkup Pemerintah Kota Sungaipenuh. Dalam postingan tersebut, diklaim bahwa para pejabat ASN tersebut mendukung Ahmadi Zubir secara terang-terangan dan tidak takut dengan hukuman dari Bawaslu.
Namun, setelah dilakukan penyelidikan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Sungaipenuh, tidak ditemukan adanya pelanggaran yang ditudingkan kepada para pejabat ASN tersebut. Pernyataan ini disampaikan oleh Iin Rudhiansyah, Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Kota Sungaipenuh. Menurutnya, setelah tim Bawaslu memeriksa para terlapor dan pelapor, tidak ada bukti yang mengarah pada pelanggaran.
"Kami membentuk tim yang terdiri dari staf Bawaslu untuk mendatangi para terlapor yang fotonya muncul di Twibbon," ujar Iin Rudhiansyah.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa berdasarkan penelusuran tim, foto-foto tersebut dimanfaatkan oleh akun Facebook anonim "abal-abal", sehingga tidak ditemukan unsur pelanggaran netralitas yang dilaporkan. Dengan demikian, Bawaslu memutuskan bahwa tidak ada pelanggaran dalam kasus ini.
Sementara itu, Doni Irawan, seorang warga Kota Sungaipenuh, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap maraknya akun-akun abal-abal, terutama menjelang pelaksanaan Pilkada serentak.
"Hal ini sangat meresahkan dan menyesatkan. Banyak ujaran kebencian yang beredar, dan hal ini mengarah pada kampanye hitam. Ini jelas menyesatkan masyarakat," ujarnya.
Doni berharap pihak berwenang dapat menertibkan akun-akun palsu tersebut. Ia juga mengimbau masyarakat agar tetap bijak dalam bermedia sosial. (*)