PORTALBUANA.ASIA, SUNGAI PENUH – Polemik internal yang sempat mencuat ke publik antara Ketua Panitia Festival Rangguk, Engla Fitri, dan Ihsan selaku pimpinan produksi kegiatan akhirnya menemui titik terang. Setelah dilakukan pertemuan klarifikasi, kedua belah pihak sepakat menyelesaikan kesalahpahaman secara kekeluargaan.
Sebelumnya, nama Ihsan sempat terseret dalam tudingan penggelapan dana sponsor kegiatan Festival Rangguk yang dilayangkan oleh Engla. Tudingan tersebut tidak hanya menimbulkan keresahan di kalangan panitia, tetapi juga berdampak pada reputasi pribadi dan profesional Ihsan.
“Saya sangat menyesalkan tuduhan itu. Tidak ada satu rupiah pun yang saya selewengkan. Dana sponsor yang saya terima jumlahnya tidak besar, dan uang tersebut telah saya kembalikan kepada pihak terkait,” tegas Ihsan saat dikonfirmasi.
Ihsan menjelaskan bahwa total dana yang sempat diterimanya hanya sebesar dua juta rupiah—masing-masing satu juta dari sponsor Yamaha dan satu juta dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dana dari Yamaha telah dikembalikan, sementara dana dari Disbudpar masih ada sama saya akan di kembalikan namun kepala dinas bapak boby harisandi belum dapat ditemui.
“Saya ingin meluruskan bahwa batalnya festival ini murni karena kendala anggaran. Persiapan sudah kami rancang matang, namun dana yang tersedia tidak mencukupi untuk pelaksanaan secara maksimal,” jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Engla akhirnya memahami duduk perkara sebenarnya. Ia pun sepakat menyudahi perselisihan demi menjaga keharmonisan dalam dunia seni dan budaya lokal.
“Saya menyampaikan permohonan maaf kepada Mbak Engla karena merasa tercoreng nama baiknya terkait dana dari donatur yang ada sama saya dari Yamaha dan kepala dinas kebudayaan dan pariwisata yang tidak serahkan kepada mbak engla.
Saya juga minta maaf kepada donatur dari Yamaha dan bapak kepala dinas kebudayaan dan pariwisata kota sungai penuh atas kegaduhan ini" tambah Ihsan.
Ihsan menegaskan bahwa ke depannya ia akan lebih berhati-hati dan berupaya memulihkan nama baiknya serta sanggar seni yang dipimpinnya.
“Semoga ini menjadi awal baru untuk kita semua. Mari kita fokus pada pengembangan seni dan pelestarian budaya di Sungai Penuh. Komunikasi yang terbuka sangat penting agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti ini lagi,” tutupnya.
Dengan adanya klarifikasi ini, kedua belah pihak telah sepakat menutup permasalahan dan kembali bersinergi untuk mendorong kemajuan kebudayaan di Kota Sungai Penuh.
0 Comments